Belum puas ku nikmati pagi, belum puas ku memandang lazuardi, belum sempat ku rekam semua keindahan pagi dalam ingatan ku, aku terpaksa meninggalkan sudut menyepi ku. karena mentari mulai membulat dan kian meninggi, menyombongkan cahayanya yang terang.
aku pun pergi menuruni anak tangga menuju kamar ku, dan, jangan heran kawan, jika kau melihat keadaan kamar ku yang seperti rumah sakit pribadi. itu sudah cukup menjelaskan siapa ternyata aku, yaa, aku seorang pesakitan. apa gerangan yang menjadi penyakit seumur hidup ku? biarlah itu menjadi rahasia untuk saat ini.
kuhampiri ibu yang sepertinya sejak tadi menunggu ku. dia tersenyum, cantik.
"seperti biasa pastinya, beruntung pagi ini tidak hujan ya" ucapnya, masih sambil tersenyum, aku balas tersenyum, tapi tak setulus senyum ibu.
"sudah seharusnya Tuhan tak memberi hujan dipagi hari.." jawabku "setidaknya sampai aku tak ada" lanjutku dengan masih tersenyum, tapi ibu tak lagi tersenyum.