tentang pagi

Bulan dan bintang baru pergi, aku termenung disudut kamar menatapi fajar yang mulai menjingga. Pagi ini masih sunyi, bahkan para ayam jantan masih membungkam. Semilir angin sesekali melewati jendela untuk menerpa wajahku, seolah menyapa aku yang menyepi. Aku memang sengaja menyepi, sengaja mencari sudut dimana aku bisa sendiri, menatapi langit, bahkan jika aku bisa, menatapinya tanpa berkedip.
Langit pagi, bagiku, memang selalu menakjubkan. Siluet-siluet fajar yang menjingga diantara arakan awan yang pudar, dihiasi sekawanan burung yang terbang bersamaan, selalu mampu mendamaikanku. Tapi sampai saat ini aku hanya menyukai langit pagi. Waluapun memiliki jingga yang hampir sama, aku tak bisa menyukai langit senja. Karena langit senja menjadi akhir hari, dan aku harus menanti lagi, dan berharap agar aku masih bisa menatap langit pagi.

Mengenai Saya

mahasiswi yang lagi ngejar mimpi..

Pengikut